Pertanyaan "dimanakah Tuhan" merupakan
pertanyaan simpel namun cukup sulit untuk dimengerti jika itu di
tujukan kepada kita, orang beragama. Agama menyebutkan tempat ibadah itu
merupakan rumah Tuhan. Namun apa itu benar dan tepat? Jika iya, berarti
Tuhan ahanya berada disana saja dong. Jikapun tidak, kenapa setiap kita
beribadah selalu kesana?
Pertanyaan
tersebut mungkin juga akan kita tujukan kepada orang lain jika mereka
tampak kurang beragama. misalnya: "dimanakah Tuhanmu?".
Disini
saya akan sedikit menjawab dan mengulas tentang pemahaman orang Jawa
ketika mendapat pertanyaan tersebut melalui sebuah kisah nyata yang
sudah lama terjadi. Kita anggap saja orang Jawa yang memegang tradisi
tersebut dengan inisial 'A' dan orang yang beragama dengan inisial 'B'.
Suatu
hari, A melakukan sebuah ritual di dalam kamarnya dan dengan hening.
Dia tidak melakukan ritual yang cukup tidak biasa bagi kita saat ini.
Melalui kemenyan dan dupa, dia mendupai dan menaruh tempat pembakaran
tersebut di pangkuannya dengan berdoa dan mengarahkan asap menyan yang
harum tersebut ke tubuhnya.
Karena
baunya sangat khas, maka si B mulai curiga dan bertanya-tanya akan
maksud dari ritual tersebut. Setelah si A selesai melakukan ritual, si B
langsung mendekati dan bertanya kepada si A. Demikian percakapan mereka
berdua:
B: "Eyang tadi sedang melakukan apa?
A: "Sedang sembahyang, (beribadah). Ada apa?"
B: "Kalau beribadah, kenapa eyang mendupai diri eyang sendiri?"
A: "Kalau kita beribadah, kita menyembah dan berkomunikasi kepada siap?"
B: "Kepada Tuhan."
A: "Terus dimanakah Dia berada?"
B: ...........Diam termenung............ "dirumah ibadat?"
A: "Tuhan itu tidak berada di rumah ibadat dan tidak berada di mana-mana, termasuk pohon besar ataupun batu"
B: "lalu dimana?"
A:
"Dia selalu berada di hati dan diri kita. Oleh sebab itu, aku selalu
mendupai diriku sendiri, karena saat itu aku berarti menyembah,
menghaturkan wewangian, dan berkomunikasi dengan Tuhan."
B: "O begitu ya...."
Terkadang
kita orang beragama yang dengan jelas di terangkan dalam kitab suci
lupa jika Tuhan itu berada dalam diri kita. Namun, mereka yang
berkeyakinan Jawa dan berdoa berdasarkan pengalaman justru lebih
memahami di manakah Tuhan itu. Jika kita seperti A, dimanapun berada
kita akan selalu ingat jika Tuhan selalu beserta kita, selalu menjaga
kita, selalu mendampingi kita, dan kita pun akan semakin merasakan
cinta-Nya yang turun ke kita. Dari rasa tersebut tentunya kita akan
semakin berhati-hati dalam setiap bertindak dan berucap, karena kita
bertindak dan berucap bukan hanya menyertakan diri kita sendiri namun
kita juga menyertakan Tuhan yang bersemayam dalam diri kita.
Semoga
dengan ini kita semakin diingatkan jika Tuhan selalu bersemayam dalam
diri kita dan beserta kita. Jalanilah hidup yang baik dan seturut
kehendaknya dengan mencintai sesama dan alam, karena dengan demikian
berarti kita telah bekerja dan menjalani hidup bersama Tuhan.
Sekian.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Dimanakah Tuhan?"
Post a Comment