Persebaya Surabaya
PERSEBAYA 1927
Persatuan Sepak bola Surabaya (disingkat Persebaya) adalah sebuah tim
sepak bola Indonesia yang berbasis di
Surabaya,
Jawa Timur,
Indonesia. Persebaya saat ini bermain di
Liga Primer Indonesia . Pada akhir tahun 2010, seiring dengan kontroversi penyelenggaraan
Liga Primer Indonesia (LPI), Persebaya pecah dan akhirnya melahirkan Persebaya 1927.
Suporter Persebaya dikenal sebagai
bonek (bondo nekat) karena kefanatikannya terhadap Persebaya.
Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 18 Juni 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Pada saat itu di Surabaya juga ada klub bernama Sorabaiasche Voebal Bond (SVB), bonden (klub) ini berdiri pada tahun 1910 dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.Sejarah
Pada tanggal
19 April 1930,
SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib
Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis
Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran
Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di
Societeit Hadiprojo
Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji.
Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan
diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada
tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.
Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain
pribumi dan sebagian kecil keturunan
Tionghoa
melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo.
Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja
(Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja
diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar
juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.
Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak
Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga
istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS
Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali
Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali
menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987,
dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub
Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak
1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997.
Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua
kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force
kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik
sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya
terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus
dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim
selanjutnya.
Pemain-pemain terkenal
Persebaya juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke
tim nasional Indonesia baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Abdul Kadir,
Rusdy Bahalwan,
Rudy Keltjes,
Didiek Nurhadi,
Soebodro,
Riono Asnan,
Yusuf Ekodono,
Syamsul Arifin,
Subangkit,
Mustaqim,
Eri Irianto,
Bejo Sugiantoro,
Anang Ma'ruf,
Hendro Kartiko,
Uston Nawawi,
Chairil Anwar, dan
Mursyid Effendi
merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persebaya dan ada satu
lagi pemain Persebaya yang sekarang Mamang terkenal walaupun kecil tapi
larinya sangat kencang siapa siapa yang tidak tahu dengan nama
Andik Vermansyah.
Salah satu yang cukup dikenang adalah Eri Irianto, pemain timnas era 1990-an yang meninggal dunia pada tanggal
3 April 2000 setelah tiba tiba menderita sakit saat Persebaya menghadapi
PSIM Yogyakarta dalam pertandingan
Divisi Utama Liga Indonesia 1999/2000.
Eri Irianto meninggal di rumah sakit pada malam harinya. Nama Eri
kemudian dipakai sebagai nama Wisma/Mess Persebaya yang diresmikan pada
tanggal 25 April 1993.
Persebaya pernah mendapat pemain yang sangat berkualitas di ajang
Liga Djarum 2005, pemain itu bernama
Zeng Cheng ia berposisi sebagai
Kiper.
Zeng Cheng berasal dari
China dan bagusnya ia membela Timnas U-20 China sebagai Kiper Cadangan. Dan sekarang,
Zeng Cheng masuk daftar Kiper ketiga di Timnas Senior China.
Kejadian kontroversial
Selain itu, dalam perjalanannya, Persebaya beberapa kali mengalami
kejadian kontroversial. Saat menjuarai Kompetisi Perserikatan pada tahun
PSIS Semarang
yang pada tahun sebelumnya memupuskan impian Persebaya di final
kompetisi perserikatan. Taktik ini setidaknya membawa hasil dan
Persebaya berhasil menjadi juara perserikatan tahun 1988 dengan
menyingkirkan PSMS 3 - 1
Pada Liga Indonesia 2002, Persebaya melakukan aksi mogok tanding saat menghadapi
PKT Bontang
dan diskors pengurangan nilai. Kejadian tersebut menjadi salah satu
penyebab terdegradasinya Persebaya ke divisi I. Tiga tahun kemudian atau
tahun 2005, Persebaya menggemparkan publik sepak bola nasional saat
mengundurkan diri pada babak delapan besar sehingga memupuskan harapan
PSIS dan PSM untuk lolos ke final. Atas kejadian tersebut Persebaya
diskors 16 bulan tidak boleh mengikuti kompetisi Liga Indonesia. Namun,
skorsing diubah direvisi menjadi hukuman degradasi ke Divisi I Liga
Indonesia.
Perpecahan dan mundur dari Liga Indonesia
Pada akhir tahun 2010, Persebaya terpecah menjadi dua tim. Satu tim dengan manajer Wisnu Wardhana tetap ikut
Divisi Utama Liga Indonesia. Sementara tim lainnya, Persebaya di bawah
Saleh Ismail Mukadar mengikuti
Liga Primer Indonesia. Persebaya yang berkompetisi di Liga Primer Indonesia akhirnya berganti nama menjadi
Persebaya 1927.PT Pengelola Persebaya Indonesia didapuk menjadi pengelola konsorsium
untuk PT Persebaya Indonesia. PT Pengelola Persebaya Indonesia
didirekturi oleh
Llano mahardhika, seorang mantan pegawai BLI. Walaupun akhirnya berhasil menjuarai
Liga Primer Indonesia,
namun manajemen PT Pengelola Persebaya tetap menimbulkan polemik karena
kurangnya sosialisasi terhadap suporter, walaupun program yang
dijalankan sangat bagus.
SALAM SATU NYALI WANI !!!!
Belum ada tanggapan untuk "Persebaya Surabaya"
Post a Comment