Penulis: Syaikh Muhammad Nashirudin Al Albani Rahimahullah
Syaikh Al-Albani Rahimahullah ditanya:
Apa yang harus kita lakukan untuk dapat menafsirkan Al-Qur’an ?
Jawaban:
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan Al-Qur’an ke dalam
hati Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam agar beliau
mengeluarkan manusia dari kekufuran dan kejahilan yang penuh dengan
kegelapan menuju cahaya Islam. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an
surat Ibrahim ayat 1 :
الَر كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ
الْحَمِيدِ
yang artinya : “Alif, laam raa.(Ini adalah) Kitab yang
Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap
gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu)
menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. “
Allah Ta’ala juga menjadikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam sebagai orang yang berhak menjelaskan, menerangkan dan
menafsirkan isi Al-Qur’an. Firman Allah Ta’ala di dalam surat An-Nahl
ayat 44:
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ
لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ
artinya : “
keterangan-keterangan (mu’jizat) dan kitab-kitab.Dan
Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan…”
Sunnah berfungsi sebagai
penafsir dan penjelas isi Al-Qur’an, dan sunnah ini juga merupakan wahyu
karena yang diucapkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
adalah bukan hasil pemikiran Rasulullah tetapi semuanya dari wahyu Allah
Ta’ala. Sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 3 dan 4
: وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
“
dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan
hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya)“
Continue reading
Belum ada tanggapan untuk "Bagaimana Cara Menafsirkan Al-Quran ? "
Post a Comment